Mediaolahraga, Liga Italia pernah memikat perhatian dunia sepak bola, terutama pada era 1990-an hingga awal 2000-an. Saat itu, Serie A menjadi liga terbaik dengan persaingan sengit di antara klub-klub besar seperti Juventus, Inter Milan, AC Milan, Lazio, AS Roma, Fiorentina, hingga Parma.
Namun, tidak semua bintang dunia mampu memenuhi ekspektasi tinggi ketika bermain di Italia. Antara 2003 hingga 2012, acara radio Italia bernama Catersport menggelar jajak pendapat tahunan untuk memilih pemain terburuk Liga Italia. Acara ini memberikan penghargaan bernama Bidone d’Oro (tong emas), yang menjadi “kebalikan” dari Ballon d’Or.
Uniknya, beberapa pemain yang menerima penghargaan ini sebenarnya pernah mencapai puncak karier di waktu lain. Berikut adalah enam pemain yang mendapat predikat tersebut, mayoritas berasal dari Brasil:
1. Rivaldo
Rivaldo bergabung dengan AC Milan pada 2002 setelah mencetak banyak prestasi bersama Barcelona. Namun, ia gagal tampil maksimal di Serie A.
Rivaldo lebih sering menghuni bangku cadangan karena kalah bersaing dengan pemain seperti Rui Costa dan Clarence Seedorf. Meski membawa Milan menjuarai Liga Champions 2003, Rivaldo nyaris meraih Bidone d’Oro perdana. Namun, penghargaan tersebut justru jatuh kepada Al-Saadi Gaddafi, putra diktator Libya.
2. Christian Vieri
Christian Vieri mengecewakan banyak penggemar setelah pindah dari Inter Milan ke AC Milan pada 2005. Ia hanya mencetak satu gol dalam delapan pertandingan.
Setelah tampil buruk selama setengah musim, Vieri akhirnya meninggalkan Milan dan bergabung dengan AS Monaco. Penampilannya yang mengecewakan membuatnya menjadi salah satu kandidat kuat Bidone d’Oro.
3. Adriano Leite
Adriano kehilangan performa terbaiknya pada 2006. Striker Brasil ini gagal mencetak gol di Serie A hingga menjelang Natal, meski sebelumnya tampil memukau bersama Inter Milan.
Adriano juga tampil buruk di Piala Dunia 2006. Meski begitu, ia tetap berhasil memenangkan empat gelar Serie A bersama Inter Milan.
4. Felipe Melo
Felipe Melo mendapatkan banyak kritik setelah bergabung dengan Juventus pada 2009 dengan biaya transfer sebesar 25 juta euro.
Melo sering mendapat sorotan negatif karena gaya bermainnya yang keras, termasuk insiden menyikut Mario Balotelli dalam pertandingan melawan Inter Milan. Meski tampil cukup baik di lini tengah Juventus, Melo tetap menerima penghargaan Bidone d’Oro.
5. Diego Milito
Diego Milito sempat menjadi pahlawan Inter Milan saat membantu tim meraih treble winners pada 2010. Namun, performanya menurun drastis di musim berikutnya akibat cedera dan konflik dengan pelatih Rafa Benitez.
Meski bangkit pada musim 2011/2012 dengan mencetak 24 gol, Milito tetap masuk daftar pemain terburuk Serie A.
6. Alexandre Pato
Alexandre Pato gagal bersinar di AC Milan karena sering mengalami cedera. Ia hanya mencetak satu gol di Serie A dalam 18 bulan terakhirnya bersama Milan.
Penampilannya yang mengecewakan membuat Pato meraih Bidone d’Oro pada 2012. Penghargaan ini sekaligus menambah dominasi pemain Brasil dalam daftar penerima Bidone d’Oro.
Brasil dan Dominasi Bidone d’Oro
Pemain Brasil mendominasi penghargaan Bidone d’Oro, meskipun negara tersebut sering melahirkan bakat-bakat besar di sepak bola. Fakta ini menunjukkan bahwa tidak semua pemain berbakat bisa beradaptasi dengan tuntutan fisik dan taktik ketat di Serie A.
Meski pernah dicap sebagai pemain terburuk, para pemain ini tetap dikenang sebagai bintang besar yang pernah bersinar di panggung sepak bola dunia.