Mediaolahraga, Turki meluncurkan serangan militer besar-besaran terhadap kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara dan Suriah utara. Langkah ini muncul setelah pemerintah Turki menuduh PKK sebagai pelaku serangan teror yang mengguncang Ankara dan mengakibatkan sejumlah korban jiwa.
Presiden Recep Tayyip Erdoğan menyebut PKK sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional. Ia menegaskan, “Kami tidak akan membiarkan terorisme berkembang di perbatasan kami. Kami akan mengambil tindakan untuk melindungi rakyat kami.” Erdoğan juga menuduh PKK bekerja sama dengan kelompok teroris lain di kawasan tersebut.
Militer Turki memulai operasi pada malam hari dengan meluncurkan serangan udara ke posisi-posisi PKK. Kementerian Pertahanan Turki melaporkan bahwa pasukan mereka berhasil menghancurkan banyak basis dan lokasi penyimpanan senjata PKK. Setelah serangan udara, pasukan darat Turki bergerak cepat untuk melanjutkan operasi.
Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa serangan ini menyebabkan kerugian signifikan bagi PKK. Namun, pihak berwenang belum dapat memastikan jumlah pasti korban. Organisasi hak asasi manusia internasional memperingatkan bahwa operasi ini dapat berdampak pada warga sipil yang tinggal di dekat area konflik.
Masyarakat Kurdi di wilayah tersebut menunjukkan reaksi beragam. Sebagian mendukung tindakan Turki sebagai upaya melawan terorisme, sementara yang lain menganggapnya sebagai serangan terhadap identitas dan hak-hak Kurdi.
Tindakan ini memicu kecaman dari beberapa negara yang meminta Turki untuk menghormati hak asasi manusia selama operasi. Namun, Turki bersikeras bahwa semua langkah yang diambil bertujuan untuk memastikan keamanan nasional dan mencegah serangan lebih lanjut dari PKK.
PKK mengancam akan meningkatkan serangan di dalam Turki jika operasi ini terus berlanjut. Ketegangan antara Turki dan PKK, yang telah berlangsung selama beberapa dekade, diperkirakan akan semakin meningkat, menandai babak baru dalam konflik yang berkepanjangan ini.