Mediaolahraga, Chelsea sedang mengalami musim yang sulit ketika bermain di luar Stamford Bridge. Kekalahan 1-0 dari Arsenal di Emirates pada 16 Maret 2025 bukan sekadar hasil buruk, tetapi juga cerminan jelas dari permasalahan serius dalam cara bermain The Blues di bawah asuhan Enzo Maresca. Para penggemar semakin khawatir melihat performa tim yang tampak tanpa arah, lamban, dan kurang efektif di laga tandang.
Rentetan Hasil Buruk
Sejak terakhir kali menang tandang di Premier League dengan skor 4-3 atas Tottenham Hotspur pada 8 Desember 2024, Chelsea telah melewati lebih dari tiga bulan tanpa meraih tiga poin penuh dalam laga tandang. Dalam periode tersebut, mereka memainkan tujuh laga tandang, hanya mampu dua kali bermain imbang, sementara lima laga lainnya berakhir dengan kekalahan. Chelsea juga hanya mampu mencetak tiga gol dan kebobolan 12 kali.
Masalah Terbesar: Pendekatan Terlalu Pasif
Masalah utama dalam permainan Chelsea adalah pendekatan mereka yang terlalu pasif saat menguasai bola. Enzo Maresca menginginkan timnya mendominasi permainan dengan banyak penguasaan bola dan umpan-umpan sabar untuk melelahkan lawan. Namun, strategi ini justru menjadi bumerang karena skuad Chelsea kurang memiliki kecepatan dan kreativitas untuk mengeksploitasi celah yang ditinggalkan lawan.
Sering kali, mereka lebih memilih operan ke belakang daripada memanfaatkan peluang serangan balik, membuat permainan mereka tampak kaku dan mudah ditebak.
Kurangnya Ketajaman di Lini Serang
Kekalahan dari Arsenal kembali menyoroti minimnya kreativitas Chelsea dalam menciptakan peluang. Meski menguasai 60 persen bola, mereka hanya mampu mencatatkan satu tembakan berbahaya, yakni tendangan voli dari Marc Cucurella. Ketika bek sayap menjadi ancaman utama di lini serang, itu menjadi tanda bahwa sistem permainan sedang bermasalah.
Chelsea hanya mencatatkan expected goals (xG) sebesar 0.36 dalam pertandingan tersebut, angka yang sangat rendah untuk tim dengan ambisi besar. Absennya pemain kunci seperti Cole Palmer, Noni Madueke, dan Nicolas Jackson memang menjadi faktor, tetapi dengan skuad bernilai ratusan juta pound, kebuntuan ini tetap tidak bisa dibenarkan.
Pendekatan Taktik yang Kurang Fleksibel
Kelemahan lain dari Chelsea adalah bagaimana mereka bereaksi saat tertinggal. Alih-alih meningkatkan tekanan, tim justru terlihat puas dengan sekadar mempertahankan penguasaan bola tanpa benar-benar mengancam lawan.
Hal ini terlihat jelas dalam pertandingan melawan Arsenal, di mana Chelsea beberapa kali memiliki peluang untuk melakukan serangan balik tetapi gagal memanfaatkannya. Salah satu momen mencolok adalah ketika Pedro Neto memiliki kesempatan untuk berlari cepat, tetapi tidak mendapatkan dukungan dari rekan setimnya, memaksanya mengoper ke belakang daripada menyerang langsung.
Di Premier League, terutama saat bermain tandang, tim yang sukses biasanya adalah mereka yang tahu bagaimana memanfaatkan momentum untuk menghukum lawan. Sebaliknya, tim asuhan Enzo Maresca tampak enggan bermain dengan cara seperti itu, membuat mereka rentan terhadap tekanan lawan.
Dampak dan Tekanan untuk Enzo Maresca
Setelah pertandingan melawan Arsenal, Enzo Maresca bahkan harus mendatangi para suporter Chelsea untuk meminta maaf atas performa buruk timnya. Ini bukan pertanda baik, terutama karena ia kini berada di bawah tekanan besar dari para penggemar.
The Blues tidak bisa terus bermain seperti ini jika ingin memperbaiki posisi mereka di klasemen. Dengan Cole Palmer masih mengalami cedera dan menunggu hasil pemeriksaan medis, Chelsea bisa menghadapi lebih banyak masalah di pertandingan mendatang. Nicolas Jackson mungkin akan kembali setelah jeda internasional, tetapi jika sistem taktik mereka tidak berubah, kesulitan Chelsea tidak akan hilang begitu saja.