Mediaolahraga, Nama Tommy Welly, atau akrab disapa Bung Towel, kembali menarik perhatian setelah pemecatan Shin Tae-yong (STY) dari posisi pelatih Timnas Indonesia. Bung Towel, yang kerap mengkritik kinerja STY, menyampaikan pandangannya secara terbuka melalui kanal YouTube Catatan Demokrasi TV One.
Tidak Ada Sentimen Pribadi
Bung Towel menegaskan bahwa kritiknya terhadap Shin Tae-yong tidak didasari sentimen pribadi. Oleh karena itu, ia justru mempertanyakan reaksi publik yang berlebihan terhadap pandangannya.
“Saya heran, masyarakat bola kita kok repot dengan satu orang yang mengkritisi, padahal yang memuji STY itu banyak. Sampai ada yang menyebar data pribadi saya dan menyebut saya mafia bola. Padahal saya satu-satunya pengamat yang bicara soal pengaturan skor dan menjadi saksi di pengadilan,” kata Bung Towel.
Jabatan Pelatih Ada Masanya
Bung Towel menilai bahwa jabatan pelatih memiliki batas waktu yang bergantung pada kinerja. Oleh sebab itu, ia menyebut pemecatan STY sebagai hal yang wajar dalam dunia sepak bola.
“Timnas itu akan terus ada, tetapi pelatih memiliki masa kerjanya. Semua ada ukuran dan parameternya. Pemecatan STY adalah keniscayaan,” ujar Bung Towel.
Selain itu, ia merasa senang karena perbincangan tentang Timnas kini kembali membahas aspek teknis seperti taktik dan implementasi, bukan hanya puja-puji terhadap pelatih.
Publik Bola yang Terbelah
Bung Towel mengkritik kondisi publik sepak bola nasional yang terpecah. Ia menduga bahwa agency yang mendukung Shin Tae-yong di media sosial memengaruhi opini publik.
“STY itu polos sebagai pelatih. Namun, ada agency di belakangnya yang membentuk citra di media sosial. Ini yang membuat publik bola kita terbelah. Kalau tidak, kenapa ada yang sampai doxing saya?” ujarnya.
Bung Towel menilai PSSI seharusnya tidak memperpanjang kontrak STY setelah Piala Asia 2023. Menurutnya, kinerja STY sudah menunjukkan tanda-tanda stagnasi.
“Sejak Piala Asia, saya sudah bilang kapasitasnya mentok. Akan tetapi, keputusan tetap ada di PSSI sebagai pengelola sepak bola nasional,” ungkap Bung Towel.
Tidak Ada Warisan Fundamental
Bung Towel juga menyoroti klaim tentang kenaikan peringkat FIFA Indonesia di bawah STY. Ia menegaskan bahwa banyak faktor lain yang mendukung, bukan semata-mata hasil kerja pelatih. Selain itu, menurutnya, STY tidak meninggalkan warisan fundamental bagi sepak bola nasional.
“Apa warisan STY untuk sepak bola kita? Fundamental? Tidak ada, karena itu memang bukan tugasnya. Jadi beritanya bias. Kalau dia benar peduli, seharusnya dia terganggu secara moral melihat perpecahan ini,” pungkas Bung Towel.
Bung Towel menganggap perpisahan Timnas Indonesia dengan Shin Tae-yong sebagai hal yang wajar. Oleh karena itu, ia berharap perdebatan ini dapat mengembalikan fokus pada pembangunan sepak bola nasional secara menyeluruh.