Mediaolahraga, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengambil peran penting dalam menyelamatkan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, perusahaan tekstil besar yang kini menghadapi krisis keuangan. Kepala Bea Cukai, Askolani, melaporkan perkembangan terbaru tentang upaya penyelamatan perusahaan ini, yang sedang berjuang mengatasi masalah likuiditas dan utang.
Askolani mengatakan bahwa Bea Cukai bekerja sama dengan pemerintah dan perbankan untuk mendukung restrukturisasi Sritex. “Kami berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan Sritex mendapat bantuan yang dibutuhkan agar dapat pulih,” ujar Askolani dalam konferensi pers di Jakarta.
Bea Cukai memberikan kemudahan dalam kegiatan ekspor-impor Sritex agar perusahaan bisa menjaga arus kas dan mempertahankan operasionalnya di tengah krisis ini. Langkah ini, menurut Askolani, sangat penting karena Sritex memegang peran besar dalam ekonomi nasional dan menyerap banyak tenaga kerja.
Dukungan Bea Cukai dan Pemerintah dalam Restrukturisasi
Askolani juga menegaskan pentingnya peran Kementerian Keuangan dan perbankan nasional dalam mendukung pemulihan finansial Sritex. Bea Cukai telah menyesuaikan tarif impor bahan baku dan mempercepat layanan kepabeanan untuk mengurangi kendala operasional perusahaan.
Selain itu, Bea Cukai merekomendasikan agar pihak terkait mendukung restrukturisasi utang Sritex. Perusahaan ini menghadapi utang besar pada beberapa bank di dalam dan luar negeri, sehingga penyelesaian utang menjadi prioritas untuk menghindari dampak buruk bagi sektor manufaktur di Indonesia.
Tantangan dan Harapan Pemulihan
Askolani mengakui bahwa pemulihan finansial Sritex tidak mudah. Proses restrukturisasi ini membutuhkan komitmen dari perbankan untuk merelaksasi utang dan membantu perusahaan menjaga arus kas yang stabil.
“Kami optimis, dengan sinergi antara pemerintah, perbankan, dan Bea Cukai, Sritex bisa bangkit dan terus berkontribusi pada perekonomian nasional. Tantangannya besar, namun komitmen semua pihak akan menjadi kunci keberhasilan,” tegas Askolani.