Joey Pelupessy Datang, Lini Tengah Timnas Indonesia Makin Garang di R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Joey Pelupessy

Mediaolahraga, Kehadiran Joey Pelupessy di Timnas Indonesia diprediksi dapat memperkuat lini tengah yang selama ini dinilai kurang stabil. Jika proses naturalisasi gelandang keturunan Maluku ini rampung, skuat Garuda akan semakin solid dalam menghadapi putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Lini tengah Timnas Indonesia memang sudah menunjukkan kemajuan, tetapi masih terdapat kekurangan dalam keseimbangan permainan. Gelandang-gelandang seperti Thom Haye, Ivar Jenner, dan Nathan Tjoe A-On belum sepenuhnya mampu mengendalikan permainan di tengah lapangan. Kehadiran Joey Pelupessy, yang kini bermain di Lommel SK (kasta kedua Liga Belgia), diyakini dapat mengisi kekosongan tersebut.

Bacaan Lainnya

Pelatih sepak bola senior, Gusnul Yakin, menilai peran Pelupessy akan sangat bergantung pada karakter permainannya. “Saya tak tahu apakah Joey Pelupessy lebih condong sebagai gelandang bertahan atau menyerang. Jika dia memiliki karakter bertahan, itu akan sangat bagus karena bisa menjadi filter bersama Ivar Jenner atau Nathan Tjoe A-On,” ujar Gusnul Yakin.

Pelupessy Membantu Thom Haye Jadi Playmaker

Gusnul Yakin juga meyakini kehadiran Pelupessy dapat memberi dampak positif bagi Thom Haye. Dengan adanya Pelupessy, Haye bisa lebih bebas berperan sebagai pengatur serangan.

“Jika Joey berduet dengan Ivar Jenner atau Nathan Tjoe A-On, Thom Haye bisa lebih fokus mengatur serangan. Dia memiliki kualitas umpan yang baik dan akurat, serta kemampuan tendangan jarak jauh yang mematikan,” tambah Gusnul.

Fakta juga mendukung pernyataan ini, karena Haye sudah mencetak dua gol dari tendangan jarak jauh dalam sembilan penampilannya bersama Timnas Indonesia. Kualitas umpan dan visinya dalam membangun serangan menjadikannya efektif di lini kedua.

Tantangan Persiapan Singkat

Namun, tantangan terbesar bagi pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, adalah waktu persiapan yang sangat terbatas menjelang pertandingan melawan Australia. Pemain baru hanya memiliki waktu tiga hingga empat hari untuk berlatih bersama, yang membuat pembentukan chemistry antar pemain menjadi tantangan tersendiri.

“Waktu persiapan sangat pendek. Pemain baru hanya bisa berkumpul tiga atau empat hari sebelum menghadapi Australia. Oleh karena itu, chemistry antar pemain harus segera dibangun agar skema permainan berjalan dengan baik,” ujar Gusnul Yakin.

[jetpack-related-posts]