Kondisi Internal Manchester United Menyedihkan, Mental Staf Drop

Manchester United
Manchester United

Mediaolahraga, Situasi internal Manchester United (MU) dikabarkan semakin memburuk, dengan atmosfer klub yang disebut cukup menyedihkan. Banyak staf mengalami penurunan mental akibat kondisi klub yang terus terpuruk. Laporan ini diungkapkan oleh jurnalis ternama, Samuel Luckhurst, yang menyoroti tekanan besar yang dihadapi klub baik di dalam maupun luar lapangan.

Performa Buruk di Musim 2024/2025

Manchester United (MU) menjalani musim 2024/2025 dengan penuh tantangan, baik dari segi performa maupun masalah internal. Saat ini, tim asuhan Ruben Amorim terpuruk di peringkat ke-14 Liga Inggris dengan hanya menyisakan 11 pertandingan.

Bacaan Lainnya

Namun, yang menjadi sorotan bukan hanya performa buruk di lapangan. Pekan lalu, MU kembali mencuri perhatian setelah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 staf dengan alasan ingin mengembalikan klub ke jalur profitabilitas. Kebijakan ini disebut-sebut semakin memperburuk moral para karyawan.

Staf MU Alami Penurunan Mental

Dalam laporannya untuk BBC, Luckhurst mengungkapkan bahwa staf MU semakin khawatir dengan kondisi klub, terutama setelah 250 PHK yang terjadi selama setahun terakhir.

“Ini cukup menyedihkan dan saya pikir sebagian besar staf mengalami penurunan mental akibat kondisi klub. Hal ini sudah berlangsung selama setahun terakhir dengan 250 PHK,” ujar Luckhurst.

“Tahun lalu, ada rencana untuk 200 PHK. Tahun ini, ada orang-orang yang memilih meninggalkan klub bahkan sebelum PHK diumumkan. Dan bagi para suporter, saat ini Jim Ratcliffe sangat dibenci.”

“Dia benar-benar disamakan dengan keluarga Glazer, yang telah menjadi pemilik klub selama hampir 20 tahun,” tambah Luckhurst.

Kerugian Finansial Besar

Dalam 12 bulan pertamanya di MU, Sir Jim Ratcliffe mendapat banyak kritik dari para suporter, terutama terkait kebijakan pemangkasan biaya secara agresif. Selain PHK, MU menaikkan harga tiket dan bahkan menutup kantin staf sebagai langkah terbaru untuk mengurangi pengeluaran secara drastis.

Kondisi keuangan klub yang memburuk semakin memperkeruh situasi internal. Bulan lalu, MU mengumumkan kerugian sebesar 27,7 juta pound (Rp578,2 miliar) dalam laporan keuangan kuartal kedua mereka. Ini menambah total kerugian lebih dari 300 juta pound (Rp6,2 triliun) dalam tiga tahun terakhir.

Tak hanya itu, MU juga menghabiskan 14,5 juta pound (Rp302,4 miliar) untuk pemecatan Erik ten Hag beserta staf kepelatihannya. Bahkan, klub membayar 4,1 juta pound (Rp85,5 miliar) untuk merekrut lalu memecat mantan direktur olahraga, Dan Ashworth.

Dengan situasi yang terus memburuk, tekanan terhadap manajemen MU semakin besar, sementara para staf dan suporter hanya bisa berharap perubahan segera terjadi demi masa depan klub.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *