Maroko Akan Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2030 Bersama Spanyol dan Portugal, Incar Peningkatan Ekonomi dan Diplomasi Sepak Bola

Maroko

Mediaolahraga, Setelah bertahun-tahun gagal mewujudkan mimpi, Maroko akhirnya berhasil menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2030 bersama Spanyol dan Portugal. Penunjukan ini memperkuat citra internasional Maroko sekaligus mendorong perekonomian nasionalnya.

Kolaborasi Unik dalam Sejarah Piala Dunia

FIFA mengumumkan bahwa trio Maroko, Spanyol, dan Portugal akan menjadi tuan rumah utama Piala Dunia 2030. Sementara itu, Argentina, Uruguay, dan Paraguay menyelenggarakan satu pertandingan masing-masing untuk memperingati 100 tahun sejak Piala Dunia pertama digelar di Uruguay.

Maroko memanfaatkan kesempatan ini sebagai puncak dari perjalanan panjang sejak pertama kali mencalonkan diri pada 1987 untuk edisi 1994. Negara Afrika Utara ini telah mencatat lima kali kegagalan, termasuk pada 2010 ketika kalah dari Afrika Selatan.

“Kami melihat ini sebagai peluang unik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pariwisata negara,” kata Fouzi Lekjaa, Ketua Komite Piala Dunia 2030 Maroko.

Modernisasi Infrastruktur untuk Masa Depan

Maroko mengumumkan rencana ambisius untuk memodernisasi infrastruktur di enam kota tuan rumah: Rabat, Casablanca, Fez, Tangier, Marrakesh, dan Agadir. Proyek ini mencakup perluasan bandara, pembangunan jaringan transportasi, dan peningkatan layanan hotel serta fasilitas komersial.

Selain itu, mereka merenovasi enam stadion yang ada untuk memenuhi standar internasional. Sebuah stadion baru dengan kapasitas 115.000 penonton dibangun di dekat Casablanca dengan biaya sekitar 480 juta euro. Stadion ini direncanakan menjadi lokasi final Piala Dunia.

“Proyek-proyek ini memberikan warisan berharga bagi generasi mendatang,” kata Moncef El Yazghi, seorang peneliti kebijakan olahraga.

Diplomasi Sepak Bola dan Reputasi Internasional

Maroko memanfaatkan keberhasilannya di Piala Dunia 1986 di Meksiko, di mana mereka menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang mencapai babak gugur, untuk memperkuat reputasi global melalui sepak bola. Turnamen 2030 diharapkan semakin meningkatkan citra positif Maroko.

“Penonton dari seluruh dunia akan mengasosiasikan Maroko dengan nilai-nilai positif dari olahraga ini,” kata sosiolog Abderrahim Bourquia.

Maroko juga mempererat hubungan diplomatiknya dengan menandatangani 44 perjanjian dengan federasi sepak bola Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini menunjukkan komitmen mereka dalam membangun hubungan lintas benua sejak kembali bergabung dengan Uni Afrika pada 2017.

Meningkatkan Sepak Bola Domestik

Selain memperkuat diplomasi, Maroko memanfaatkan Piala Dunia 2030 untuk meningkatkan sepak bola domestiknya. Dengan populasi 38 juta, negara ini memiliki 90 ribu pemain terdaftar. Federasi Sepak Bola Maroko bekerja sama dengan OCP Group untuk mendanai pusat pelatihan yang melahirkan pemain berbakat.

Pencalonan bersama dengan Spanyol dan Portugal juga mendapat dukungan dari hubungan diplomatik yang semakin erat. Pada 2022, Spanyol mendukung posisi Maroko dalam konflik Sahara Barat, yang memuluskan kerja sama ini.

Kesuksesan tim nasional pria Maroko di Piala Dunia 2022, di mana mereka menjadi tim Afrika dan Arab pertama yang mencapai semifinal, menunjukkan potensi besar sepak bola Maroko. Piala Dunia 2030 menjadi tonggak baru dalam perjalanan ini.

Pos terkait