Menjelajahi Konsekuensi Sosial dan Mental dari Broken Home dalam Masyarakat

Menjelajahi Konsekuensi Sosial dan Mental dari Broken Home dalam Masyarakat

Menjelajahi Konsekuensi Sosial dan Mental dari Broken Home dalam Masyarakat

Konsekuensi  Broken home, sebagai fenomena yang melibatkan perpecahan dalam sebuah keluarga, memiliki dampak yang lebih luas daripada sekadar lingkup individu.

Konsekuensi sosial dan mental dari broken home tidak hanya mempengaruhi individu-individu yang terlibat, tetapi juga berdampak pada masyarakat secara keseluruhan.

Dari segi sosial, broken home dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam dinamika keluarga yang memengaruhi hubungan antaranggota keluarga dan

juga hubungan mereka dengan masyarakat di sekitarnya. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan broken home mungkin mengalami kesulitan

dalam membentuk hubungan yang sehat dengan teman sebaya atau anggota masyarakat lainnya.

Mereka mungkin merasa terisolasi atau tidak mampu berinteraksi dengan baik karena kurangnya dukungan sosial dan pemahaman atas situasi mereka.

Di sisi lain, orang dewasa yang mengalami broken home juga mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal yang stabil dan bermakna.

Konflik yang tidak terselesaikan atau trauma yang diakibatkan oleh perpecahan keluarga dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk

membangun hubungan yang sehat dan mendukung dengan pasangan, teman, atau anggota masyarakat lainnya.

Dari segi kesehatan mental, dampak broken home juga dapat sangat signifikan. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan ini mungkin memiliki risiko yang

lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku.

Hal ini dapat disebabkan oleh stres yang berkepanjangan dan kurangnya dukungan emosional dari orang tua.

Selain itu, dalam masyarakat yang banyak mengalami kasus broken home, dapat terjadi peningkatan dalam masalah sosial seperti penyalahgunaan zat,

kejahatan, atau perilaku merusak lainnya. Anak-anak yang merasa tidak memiliki dukungan atau pengawasan yang memadai dari orang tua mereka mungkin

cenderung mencari dukungan dari lingkungan yang tidak sehat atau terlibat dalam perilaku yang berisiko.

Penting untuk diakui bahwa broken home bukanlah masalah yang hanya terjadi di dalam rumah tangga individu,

tetapi juga merupakan masalah sosial yang memengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan intervensi yang lebih luas diperlukan untuk

mengatasi fenomena ini. Ini melibatkan pendekatan yang holistik, termasuk dukungan keluarga, layanan kesehatan mental, dan kebijakan sosial

yang memperhatikan kebutuhan individu dan keluarga yang terkena dampak. Dengan demikian, masyarakat dapat bekerja bersama untuk mengurangi

angka perpecahan keluarga dan meminimalkan konsekuensi sosial dan mental yang terkait dengan fenomena ini.