Mediaolahraga, Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 telah usai, dan nasib negara-negara ASEAN di ajang ini menghasilkan beragam cerita. Dari sejumlah negara peserta, hanya beberapa tim yang mampu mengamankan tiket menuju putaran final, sementara Malaysia harus menelan pil pahit karena gagal lolos. Ajang ini menjadi gambaran persaingan sengit sekaligus evaluasi besar bagi negara-negara ASEAN dalam mengembangkan sepak bola usia muda.
Harapan dan Kekecewaan ASEAN
Tim-tim dari kawasan Asia Tenggara datang dengan harapan tinggi, terutama setelah beberapa negara seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam mulai menunjukkan perkembangan signifikan di level junior. Namun, kualifikasi kali ini tidak berjalan mulus bagi semua wakil ASEAN.
Malaysia, yang sebelumnya diharapkan bisa bersaing ketat, justru tampil di bawah ekspektasi. Berada di grup yang kompetitif, Harimau Muda mengalami kekalahan krusial dalam pertandingan terakhir melawan tim kuat Asia Barat. Akumulasi hasil buruk ini membuat Malaysia harus tersingkir, meski sebelumnya menorehkan kemenangan di laga awal. Gagalnya Malaysia mencuri poin di laga penentu menjadi tamparan keras bagi federasi sepak bolanya (FAM) dan memicu evaluasi menyeluruh.
Sementara itu, Thailand dan Vietnam menunjukkan performa lebih baik dengan lolos sebagai runner-up grup, berkat keunggulan selisih gol dan konsistensi permainan. Kedua negara ini semakin memperkuat reputasi sebagai kekuatan baru di Asia Tenggara di level usia muda.
Indonesia Lolos dengan Dominan
Salah satu sorotan positif datang dari Indonesia, yang sukses memuncaki grup dengan rekor tak terkalahkan. Tim asuhan Bima Sakti ini bermain impresif dan memperlihatkan perkembangan pesat, baik dari segi teknik maupun fisik. Kemenangan telak atas beberapa lawan di babak grup membuat Garuda Muda melaju ke putaran final dengan penuh percaya diri. Hasil ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu unggulan ASEAN dalam turnamen Piala Asia U-17 nanti.
Kiprah Negara ASEAN Lainnya
Di luar Malaysia, beberapa negara ASEAN lainnya juga mengalami nasib kurang beruntung. Singapura dan Myanmar tersingkir setelah gagal bersaing di grup masing-masing, sementara Laos dan Kamboja belum mampu memberikan kejutan berarti. Kekalahan beruntun yang dialami tim-tim ini menunjukkan masih adanya kesenjangan kualitas di level usia muda.
Persiapan Menuju Putaran Final
Dengan beberapa negara ASEAN berhasil lolos, fokus kini beralih pada persiapan menuju putaran final Piala Asia U-17 2025. Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga sarana penting bagi para pemain muda untuk menimba pengalaman dan menampilkan potensi mereka di panggung Asia.
Bagi Malaysia dan negara-negara yang gagal, ajang ini menyisakan pekerjaan rumah besar. Peningkatan kualitas pembinaan usia muda menjadi prioritas untuk memastikan mereka dapat kembali bersaing di kompetisi mendatang. Harimau Muda harus bangkit dan belajar dari kekalahan ini agar mampu bersaing di level internasional di masa depan.
Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 menjadi cermin bagi sepak bola ASEAN—ada yang sukses mengukir prestasi, namun ada pula yang harus belajar dari kegagalan. Gagalnya Malaysia menambah daftar panjang tantangan bagi negara-negara ASEAN untuk terus berbenah. Di sisi lain, keberhasilan Indonesia, Thailand, dan Vietnam memberi harapan akan masa depan cerah sepak bola di kawasan ini. Kini, tinggal menunggu apakah wakil ASEAN mampu memberikan kejutan di putaran final nanti.