Mediaolahraga, PSSI mempercepat proses naturalisasi Ole Romeny agar striker Belanda ini dapat memperkuat Timnas Indonesia saat kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret mendatang. Ketua PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pihaknya saat ini memprioritaskan pemain di posisi penyerang sesuai kebutuhan tim dan permintaan pelatih Shin Tae-yong.
“Kami memusatkan perhatian pada Ole. Timnas membutuhkan striker. Di masa depan, kami juga harus menemukan 150 pemain terbaik Indonesia, termasuk pemain keturunan. Proses ini memang tidak mudah karena kebutuhan mencakup pemain dari U-17 hingga tim senior,” ujar Erick.
PSSI Prioritaskan Gelandang
Selain lini depan, Erick juga menyoroti kebutuhan mendesak di sektor gelandang. PSSI menyadari bahwa stok pemain tengah masih kurang meskipun sudah ada Thom Haye, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, dan Ricky Kambuaya.
“Kami melihat pertandingan terakhir menunjukkan peningkatan kualitas pemain, tetapi sektor gelandang dan penyerang masih memiliki kekurangan. Dengan formasi seperti 5-3-2, kami hanya memiliki satu pemain tengah cadangan,” ujar Erick.
Ia juga menyoroti situasi saat Kevin Diks mengalami cedera tanpa ada pengganti murni di posisi bek kanan. Sandy Walsh berhasil mengisi kekosongan tersebut. Namun, situasi serupa terjadi di posisi bek kiri dan gelandang, meskipun Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, dan Marselino Ferdinan memberikan opsi tambahan.
Persaingan Semakin Ketat
Erick mengingatkan bahwa persaingan sepak bola internasional semakin ketat. Ia mencatat negara-negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Australia terus meningkatkan performa mereka. Keberhasilan Timnas Indonesia, termasuk kemenangan atas Arab Saudi, kini menjadi perhatian dunia.
“Kami mencatat Australia melalui James Johnson, CEO Football Australia, terus mendorong kemajuan mereka. China juga mulai menaturalisasi beberapa pemain. Namun, Indonesia memiliki jalannya sendiri,” kata Erick saat menghadiri acara FIFA Club Management di Bali.
Timnas Harus Terus Berbenah
Erick mengajak semua pihak untuk terus memperbaiki sepak bola Indonesia. Ia menegaskan bahwa stagnasi dapat membuka peluang bagi negara lain untuk melewati Indonesia dalam persaingan global.
“Kami harus mendorong kemajuan. Jika kita berpuas diri, dalam 10 tahun kita bisa tertinggal. Target menembus 50 besar dunia pada 2045 membutuhkan kerja keras dan konsistensi,” tegas Erick.
PSSI berkomitmen untuk membangun skuad yang lebih kuat melalui program seperti naturalisasi Ole Romeny dan pembenahan di semua lini. Dengan langkah ini, Indonesia berharap bisa bersaing lebih kompetitif di level internasional. Garuda terus mengudara!