Mediaolahraga, Rupiah kembali melemah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini, Senin (1/11/2024), mencapai Rp15.715 per dolar. Tren penurunan ini terjadi selama beberapa hari terakhir.
Bank Indonesia mencatat pelemahan ini didorong oleh kebijakan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga tinggi, meningkatkan daya tarik dolar AS dan menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Ketidakpastian ekonomi global turut menambah tekanan, membuat analis memprediksi rupiah akan sulit pulih dalam waktu dekat.
Di dalam negeri, pelemahan rupiah menambah tantangan bagi sektor yang bergantung pada impor, karena biaya produksi naik. Namun, kondisi ini memberi keuntungan bagi sektor ekspor, yang menjadi lebih kompetitif di pasar internasional.
Pemerintah dan Bank Indonesia terus memantau pergerakan ini dan siap melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar, agar dampak pelemahan rupiah pada perekonomian nasional tetap terkendali.
Faktor-Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah
- Kebijakan Federal Reserve: Suku bunga tinggi AS mendorong penguatan dolar.
- Ketidakpastian Global: Gejolak ekonomi dan geopolitik membuat investor mencari aset aman.
- Tekanan Inflasi Dalam Negeri: Kenaikan biaya impor akibat pelemahan rupiah bisa memicu inflasi, menekan daya beli masyarakat.
Ke depan, pelaku pasar menunggu langkah lanjutan pemerintah dan Bank Indonesia untuk menstabilkan rupiah di tengah kondisi global yang tidak menentu.