Shinji Kagawa dan 4 Pemain Bertalenta yang Sayang Banget Malah Main di Jepang

Shinji Kagawa
Shinji Kagawa

Mediaolahraga, kompetisi teratas sepak bola Jepang, menjadi rumah bagi sejumlah pemain besar dengan reputasi luar biasa di dunia sepak bola. Meskipun liga ini dikenal sebagai salah satu yang paling kompetitif di Asia, beberapa pemain yang berlaga di sana sering dianggap terlalu hebat untuk bermain di Jepang.

Shinji Kagawa adalah contoh paling menonjol. Mantan bintang Manchester United (MU) dan Borussia Dortmund ini masih menunjukkan kelasnya meski usianya sudah mencapai 35 tahun. Kagawa menjadi pahlawan kultus di Old Trafford pada musim debutnya, membantu MU meraih gelar Premier League dan mencetak hattrick mengesankan melawan Norwich. Namun, kontribusinya yang paling berkesan terjadi saat di Borussia Dortmund, dengan lebih dari 200 penampilan selama dua periode. Kini, meski usia tak lagi muda, Shinji Kagawa tetap memberikan momen magis bagi Cerezo Osaka, klub masa kecilnya.

Bacaan Lainnya

Berikut adalah empat pemain bertalenta lainnya yang juga mengukir prestasi di J1 League, namun dianggap lebih layak bermain di liga top Eropa:

Ryo Miyaichi

Miyaichi sempat menarik perhatian Arsene Wenger pada 2011 saat Arsenal merekrutnya karena kecepatannya. Namun, cedera mengganggu kariernya di Inggris. Setelah meninggalkan Arsenal, ia membangun kembali karier di Jepang, kini bermain untuk Yokohama F. Marinos. Miyaichi, yang kini berusia 32 tahun, membuktikan bahwa ia masih memiliki kualitas yang luar biasa meski sempat mengalami cedera parah.

Hayao Kawabe

Hayao Kawabe mencuri perhatian setelah tampil gemilang bersama Grasshopper Zurich dan bergabung dengan Wolverhampton Wanderers pada 2022. Sayangnya, ia tak mendapat kesempatan bermain di Premier League dan setelah dijual ke Standard Liege, Kawabe kembali ke Jepang. Kini, bersama Sanfrecce Hiroshima, ia menjadi pemain dengan nilai tertinggi di Transfermarkt dan masih berusia 29 tahun.

Yoshinori Muto

Muto pernah merasakan pengalaman bermain di Premier League bersama Newcastle United, namun hanya mencetak satu gol dalam 727 menit bermain. Sekarang, ia menemukan kembali performa terbaiknya di Jepang bersama Vissel Kobe. Dengan kontribusi 67 gol dari 127 penampilan, Muto membuktikan dirinya sebagai striker berbahaya di level tertinggi.

Yuto Nagatomo

Nagatomo, yang sudah berkarier selama sembilan musim di Eropa bersama Inter Milan, tetap aktif meski kini berusia 38 tahun. Pengalaman luar biasa bersama Inter dan Galatasaray menjadikannya aset berharga bagi FC Tokyo. Meski hanya meraih satu trofi di Italia, kontribusinya di lapangan tetap signifikan dan ia memberikan dampak positif bagi pemain muda di sekitarnya.

Meskipun J1 League terus berkembang, pemain-pemain ini tetap menjadi contoh nyata bahwa meskipun bermain di liga yang sangat kompetitif, mereka bisa jauh lebih bersinar di liga-liga top Eropa.

[jetpack-related-posts]