Mediaolahraga, Kabar mengejutkan datang dari industri tekstil nasional. PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu produsen terbesar di Indonesia, mengajukan permohonan pailit di Pengadilan Niaga. Keputusan ini menarik perhatian publik dan pelaku industri, karena Sritex berperan penting dalam rantai pasokan tekstil domestik dan ekspor.
Permohonan pailit ini disebabkan masalah keuangan yang menggerogoti perusahaan selama beberapa tahun. Sritex menghadapi tekanan dari biaya produksi yang meningkat, penurunan permintaan global, dan persaingan ketat dari produk impor. Banyak yang mengingat ramalan mendiang Faisal Basri, ekonom terkemuka, yang memperingatkan tentang kejatuhan sektor tekstil.
Faisal menekankan bahwa industri tekstil Indonesia menghadapi tantangan serius. Ia menyoroti ketergantungan pada pasar ekspor yang tidak stabil dan pentingnya inovasi. Ramalannya terbukti saat banyak pabrik mengurangi kapasitas produksi dan mem-PHK karyawan.
Pailitnya Sritex berdampak luas, memengaruhi pekerja, pemasok, dan ekosistem industri. Banyak pihak berharap pemerintah segera bertindak untuk menyelamatkan sektor ini dengan dukungan dan inovasi.
Analis memperkirakan kejatuhan Sritex dapat memicu efek domino di industri terkait. Jika pemerintah tidak menanggapi masalah ini, keberlanjutan sektor tekstil nasional yang sudah berjuang dapat terancam.
Situasi ini membuka diskusi tentang strategi jangka panjang bagi industri tekstil Indonesia agar dapat beradaptasi dan bertahan. Pelaku industri dan pemerintah perlu bekerja sama untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan, sesuai ramalan Faisal Basri.