Mediaolahraga, Setelah kontraknya dengan Al Hilal berakhir, Neymar memilih kembali ke klub kampung halamannya, Santos. Namun, dalam debutnya, ia menghadapi kenyataan pahit: masa puncaknya sudah berlalu dan jalan kembali ke Eropa tidak semudah yang dibayangkan.
Meskipun masih memiliki teknik luar biasa dan pengaruh besar, ia terus mengalami cedera, bertambah usia, dan menghadapi masalah di luar lapangan. Semua itu membuat mimpinya kembali ke Eropa, terutama ke Barcelona, semakin sulit terwujud. Pada usia 33 tahun, Neymar tidak lagi secepat dan sekuat saat meninggalkan Santos menuju Barcelona pada 2013.
Penurunan Performa dan Beban Usia
Dalam pertandingan pertamanya kembali ke Brasil, Neymar bermain selama 52 menit tetapi gagal membawa Santos meraih kemenangan. Ia mencatatkan enam tembakan tepat sasaran, 22 operan, dan menerima lima pelanggaran. Meski menunjukkan beberapa tanda positif, ia masih dalam proses pemulihan dari cedera ACL yang serius dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk kembali ke performa terbaiknya.
“Saya butuh lebih banyak pertandingan, saya belum 100 persen lagi, tapi saya tidak mengira akan berlari sebanyak itu malam ini. Saya akan lebih baik dalam tiga atau empat pertandingan berikutnya,” ujar Neymar setelah pertandingan tersebut.
Namun, sepak bola modern tidak memberi banyak waktu bagi pemain yang menurun performanya. Sementara Neymar berusaha kembali ke puncaknya, bintang muda seperti Vinicius Junior, Rodrygo, dan Kylian Mbappe sudah mengambil alih posisinya di klub maupun timnas.
Kenyataan Pahit di Barcelona
Barcelona menjadi tempat di mana Neymar mencetak namanya, berkolaborasi dengan Lionel Messi dan Luis Suarez dalam trio MSN yang legendaris. Namun, Barcelona saat ini sudah jauh berbeda.
Menurut Direktur Olahraga Barcelona, Deco, klub memang mencari pemain sayap kiri, tetapi bukan sebagai prioritas utama. Lebih penting lagi, Barcelona masih mengalami krisis keuangan dan tidak mampu membayar gaji tinggi Neymar, bahkan jika ia menerima pemotongan gaji seperti saat kembali ke Santos.
Selain itu, Barcelona kini lebih mengandalkan pemain muda seperti Lamine Yamal, Raphinha, dan Ferran Torres yang mampu tampil baik di posisi sayap kiri. Klub juga fokus menambah pemain berpotensi besar untuk pembangunan jangka panjang. Bahkan, Barcelona mengabaikan nama-nama bintang seperti Virgil van Dijk atau Joshua Kimmich karena faktor usia.
Mimpi Kembali ke Timnas Brasil
Selain ingin kembali ke Barcelona, Neymar juga berambisi kembali ke Timnas Brasil untuk berlaga di Piala Dunia 2026. Namun, misinya tidak mudah. Di bawah pelatih baru, Timnas Brasil terus merevitalisasi skuad dengan pemain-pemain muda seperti Vinicius, Rodrygo, Endrick, Martinelli, dan Antony.
Jika Neymar gagal menemukan performa terbaik di Santos atau tidak mendapat tempat di klub besar Eropa, peluangnya untuk bermain di Piala Dunia 2026 akan semakin menipis.
Opsi Terbaik bagi Neymar
Meskipun Neymar masih berambisi bermain di Eropa, mencari klub yang tepat menjadi tantangan besar. Klub-klub yang mampu membayar gaji tinggi seperti PSG, Manchester City, Bayern Munchen, atau Real Madrid tidak tertarik merekrutnya. Sementara itu, klub-klub Eropa lainnya mungkin tertarik, tetapi tidak memiliki sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhi permintaan gajinya, meskipun ia bersedia menerima pemotongan gaji.
Opsi terbaik bagi Neymar adalah tetap bermain di Santos untuk memulihkan performanya atau pindah ke klub Eropa papan tengah, meskipun itu mungkin tidak cukup untuk mempertahankan statusnya sebagai bintang sepak bola. Jika tidak ada klub Eropa yang bersedia menerimanya, Neymar mungkin harus memilih antara bertahan di Brasil atau kembali ke Arab Saudi dengan tawaran finansial yang menggiurkan.