Mediaolahraga, Masa kepemimpinan Ole Gunnar Solskjaer di Manchester United penuh dengan pasang surut, tetapi pada akhirnya tidak membuahkan kesuksesan besar.
Mantan striker MU itu kembali ke klub tercinta pada 2018 sebagai manajer sementara menggantikan Jose Mourinho, sebelum akhirnya mendapatkan kontrak permanen pada 2019. Awal kepemimpinannya berjalan cukup menjanjikan, tetapi lambat laun, performa tim menurun dan berakhir sebagai satu di antara masa kepelatihan yang kurang memuaskan setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson pada 2013.
Namun, semuanya bisa saja berbeda jika MU mengambil keputusan yang tepat di bursa transfer.
Dalam wawancara di podcast Overlap’s Stick to Football, Solskjaer mengungkapkan bahwa ada dua pemain yang sangat ia sesali tidak bisa direkrut—satu hampir bergabung, tetapi akhirnya memilih klub lain, sementara yang satunya tidak mendapat dukungan dari manajemen Setan Merah.
Jude Bellingham
Selama beberapa tahun terakhir, Jude Bellingham telah menjelma menjadi satu di antara pesepak bola terbaik di dunia. Perjalanannya menuju level tertinggi dimulai dari Birmingham City, di mana bakatnya sudah terlihat sejak usia muda.
Klub-klub besar Eropa segera mengincarnya, termasuk MU, yang menurut Solskjaer, sebenarnya sudah sangat dekat untuk mengamankan jasanya sebelum ia bergabung dengan Borussia Dortmund pada 2020.
Solskjaer mengenang momen saat MU berusaha meyakinkan Bellingham untuk bergabung.
“Dia sudah berada di dalam gedung (markas United). Saya ada di sana, Sir Alex Ferguson ada di sana, Bryan Robson dan Eric Cantona juga hadir hari itu. Kami semua berbicara dengannya dan mencoba meyakinkannya sebaik mungkin. Namun, dia tahu apa yang diinginkannya—sejumlah menit bermain di tim utama. Saat itu, dia baru berusia 17 tahun, tapi dia adalah remaja paling matang yang pernah saya temui—dia sudah merencanakan segalanya,” ungkap Solskjaer.
Hampir Gabung
Sayangnya, MU tidak bisa menjamin waktu bermain yang cukup sesuai permintaan Bellingham. Alhasil, gelandang berbakat itu lebih memilih bergabung dengan Dortmund, sebuah keputusan yang terbukti tepat. Kini, Bellingham menjadi satu di antara pemain terbaik dunia bersama Real Madrid.
Namun, Bellingham bukan satu-satunya bintang besar yang gagal dibawa Solskjaer ke Old Trafford.
Erling Haaland
Bagi Solskjaer, kegagalan MU merekrut Erling Haaland terasa lebih personal. Ia pernah bekerja sama dengan striker Norwegia itu selama beberapa tahun di Molde, dan sudah mengetahui potensinya sejak dini.
Solskjaer bahkan sudah menghubungi MU sebelum dirinya bergabung sebagai manajer untuk merekomendasikan Haaland, tetapi manajemen klub tidak tertarik.
Ketika akhirnya ia mengambil alih kursi pelatih di Old Trafford, Haaland telah pindah ke RB Salzburg, tetapi masih memiliki klausul rilis yang membuatnya bisa direkrut dengan harga terjangkau. Hanya, MU kembali melewatkan kesempatan itu, dan Borussia Dortmund sekali lagi menjadi pihak yang mengambil keuntungan dari kesalahan mereka.
Tak lama kemudian, Haaland bergabung dengan Manchester City, mencetak gol demi gol, dan membuat MU menyesali keputusan mereka.
Direkomendasikan Dua Kali, tapi Ditolak
Solskjaer menceritakan bagaimana ia berusaha meyakinkan MU untuk merekrut Haaland:
“Musim panas sebelum saya bergabung dengan United, saya menelepon klub dan berkata, ‘Kalian harus merekrut bocah ini [Haaland]—dia akan menjadi pemain kelas dunia’. Tapi, mereka menolak—mereka merasa sudah memiliki cukup laporan tentang pemain lain,” kenangnya.
“Kemudian saya menjadi manajer sementara di United dan Molde telah menjual Haaland ke RB Salzburg. Saya segera memberi tahu klub untuk merekrutnya selagi klausul rilisnya masih berlaku. Kami tahu saat itu bahwa tidak ada klub lain yang akan membayar £20 juta—itu akan menjadi pembelian yang sangat murah,” tutur Solskjaer.
Andai MU berhasil mendatangkan Bellingham dan Haaland, Setan Merah bisa saja memiliki satu di antara lini serang paling mematikan di dunia sepak bola saat ini. Namun, keputusan buruk di bursa transfer membuat mereka kehilangan dua pemain yang kini menjadi superstar di Eropa.